Start Lari Jarak Jauh – Tidak sedikit pelari pemula yang kurang memahami pentingnya penggunaan teknik start lari jarak jauh untuk mendapatkan hasil maksimal. Pasalnya, penggunaan kecepatan lari yang kurang tepat dapat berdampak pada pengaturan tingkat energi hingga ritme lari yang harus dibangun. Pada artikel kali ini, kita akan membahas tentang bagaimana cara melakukan start untuk lari jarak jauh agar memperoleh hasil maksimal.
Apa Itu Teknik Start dalam Perlombaan Lari?
Photo by Snapwire -Pexels
Teknik start dalam perlombaan lari merupakan sebuah posisi awal yang digunakan seorang pelari untuk memulai perlombaan. Teknik start lari jarak jauh menjadi sebuah komponen penting saat berlari karena memiliki tujuan untuk membangun kecepatan lari yang konsisten. Hal ini tentunya juga berpengaruh pada distribusi energi saat berlari yang dapat memengaruhi hasil akhir perlombaan.
Komponen dalam Teknik Start: Penempatan Kaki & Tangan, Posisi tubuh, Aba-Aba yang Diucapkan, Transisi Gerakan dari Diam ke Lari
Pasalnya start yang dilakukan terlalu cepat saat lari jarak jauh dapat memicu terjadinya kelelahan, kehabisan nafas, hingga meningkatkan risiko cedera. Faktor ini disebabkan oleh tubuh yang harus bekerja lebih keras pada saat mulai berlari. Sedangkan start yang dilakukan terlalu lambat dapat menyebabkan seorang pelari kehilangan momentum hingga kesulitan membangun ritme.
Macam-Macam Start dalam Perlombaan Lari
Seorang pelari dapat menggunakan beberapa jenis start lari jarak jauh yang bisa disesuaikan dengan kondisi track maupun jenis perlombaan yang diikuti. Ada start berdiri, start jongkok, dan start berjenjang. Berikut penjelasannya secara detail!
1. Standing Start (Start Berdiri)
Jenis start yang pertama ada standing start atau start berdiri. Saat melakukan standing start, pelari dapat memulai perlombaan dari posisi berdiri.
- Posisi: Pelari berdiri tegak di belakang garis start dengan salah satu kaki berada di depan. Tangan pelari tidak menyentuh tanah. sedikit di depan.
- Penggunaan: Lari 5k, Lari 10k, Half Marathon, Full Marathon
- Tujuan: Menghindari cedera yang disebabkan oleh dorongan dari posisi jongkok dan lebih aman digunakan dalam kelompok besar.
2. Crouch Start (Start Jongkok)
Selanjutnya, seorang pelari dapat menggunakan couch start atau start jongkok untuk berlari. Seperti namanya, seorang pelari akan memulai lari dari posisi jongkok saat melakukan start jenis ini.
- Posisi: Pelari berada dalam posisi jongkok di belakang garis start. Kaki berada pada starting block dengan kepala menunduk dan tubuh condong ke depan.
- Penggunaan: Sprint (lari 100m, 200m, 400m), Lari Estafet.
- Tujuan: Memberikan dorongan maksimal saat memulai lari dan membantu pelari mendapatkan kecepatan tertinggi dengan cepat.
3. Staggered Start (Start Berjenjang)
Sedangkan staggered start merupakan sebuah jenis yang yang mengizinkan pelari untuk memulai start dari posisi yang berbeda-beda. Jenis start ini biasanya digunakan pada lintasan atletik berbentuk oval untuk memastikan setiap pelari akan menempuh jarak yang sama.
- Posisi: Pelari berada di jalur masing-masing di mana pelari di jalur luar akan menggunakan titik start yang lebih depan daripada pelari di jalur dalam.
- Penggunaan: Perlombaan lari dengan lintasan melengkung seperti lari 200m dan 400m.
- Tujuan: Memastikan setiap pelari akan menempuh jarak yang sama sehingga perlombaan berlangsung secara adil.
Kenapa Penting untuk Mengetahui Teknik Start?
Photo by BOOM -Pexels
Lalu, apa urgensi memahami start lari jarak jauh? Seperti yang kita ketahui, penggunaan posisi start yang tepat akan memengaruhi performa seorang pelari dalam menyelesaikan lomba. Mulai dari kecepatan awal, efisiensi energi, hingga strategi dalam menjalani perlombaan. Itulah mengapa, setiap jenis lomba lari biasanya membutuhkan teknik start yang berbeda. Dengan begitu, penggunaan jenis start yang tepat dapat membawa kamu untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Untuk mengenali jenis start yang tepat, kamu perlu memahami beberapa poin berikut:
- Karakteristik Jarak yang Berbeda: Lari jarak jauh dan jarak pendek memiliki jarak tempuh yang berbeda. Hasil perlombaan akan ditentukan dari kecepatan saat start dan efisiensi energi sepanjang lari.
- Efisiensi Energi & Menghindari Resiko Cedera: Lari jarak pendek membutuhkan dorongan start yang kuat agar pelari dapat menyelesaikan start dalam waktu cepat. Berbeda dengan lari jarak jauh yang membutuhkan konsistensi ritme agar tidak kehabisan energi pada awal lari.
- Aturan dan Tata Lomba: Teknik start biasanya juga akan tergantung dari peraturan yang ditentukan pada perlombaan yang diikuti.
Hasil yang maksimal tidak hanya didapatkan dari teknik yang tepat tetapi juga energi yang dapat digunakan secara optimal selama berlari. Kamu bisa melengkapi asupan nutrisi dengan EJ Sport Energy Gel yang sudah dilengkapi dengan kandungan L-Carnitine, Maltodextrine, dan Vitamin B kompleks.
Dapatkan dua varian rasa jeruk dan pisang dari EJ Sport Energy Gel melalui official store via Shopee dan Tokopedia. Kamu juga bisa membelinya secara offline di Rodalink, AEON, Tip Top, Build A Bike, Alfamart, Alfamidi, atau toko olahraga di sekitar kamu. Saatnya memulai lari dengan fisik yang lebih kuat bersama @ejsport.official!
Baca Juga:
- Program Latihan Apa Saja yang Perlu Dilakukan Sebelum Lari 5K?
- Intip Persiapan Sebelum Lari 5K Ini Agar Tidak Mudah Capek Saat Event Lari!
Frequently Asked Questions
Mulailah dengan kecepatan yang nyaman, atur napas secara perlahan, dan hindari langsung mengejar tempo tinggi. Fokus pada langkah stabil dan irama napas teratur.
Idealnya, pelari butuh 5–10 menit awal untuk mencapai ritme optimal. Gunakan fase ini untuk mengatur napas, langkah, dan kecepatan tanpa terburu-buru.
Kesalahan umum termasuk mulai terlalu cepat, salah posisi tubuh, dan tidak fokus pada napas. Hal ini bisa menyebabkan kelelahan dini dan penurunan performa.